After-married depression

Kehidupan setelah menikah bagi pasangan muda merupakan pemicu depresi bilamana memilih tinggal bersama orang tua terlebih dahulu. Adapun tekanan dari harapan orang tua terhadap menantunya terkait harus bisa ini dan harus begitu. Bahkan beberapa hal kecil dapat menjadi hal besar sebagai alasan sebuah kekecewaan. Sehingga, anda pun harus bersahabat dengan hal tersebut dalam keseharian dan harus melewatinya dengan sabar.

“Tinggal di rumah mertua pun akan jauh lebih parah lagi. Kita sebagai suami tidak bisa serta merta bersikap tegas pada istri karena ada perasaan tidak enak. Bahkan malah muncul sikap tidak suka mertua bila kita tegas sama anaknya”, ujar ND seorang pria berusia 29 tahun.

Adapun integritas rumah tangga di dalam rumah tangga, menjadi berbahaya bilamana istri tidak dapat mengimbangi tingkat emosional suami di dalam tekanan keadaan ini. Karena sebagai suami, kekurangan prilaku sang istri di mata orang tua adalah tanggung jawab suami dari hasil upaya mendidik istri. Sedangkan tentunya di pihak orang tua, tanpa disadari akan memiliki standar tinggi terhadap citra menantu yang baik itu seperti apa dan bahkan membandingkan pada hal-hal di masa lalu, contoh dari orang lain, ataupun hal-hal yang dahulu tidak bisa dicapai.

Bagi para pria yang belum menikah, beban depresi ini mungkin dapat sangat dihindari bilamana kita sudah memiliki tempat tinggal setelah menikah. Karena tidak perlu ada penilaian-penilaian subjektif dari pihak orang tua sedangkan di sisi lain kita berusaha membahagiakan orang tua dalam prilaku istri kita. Bila belum, prioritaskanlah menabung untuk tempat tinggal. Bila harus tinggal terlebih dahulu dengan orang tua, persiapkan jangka waktu secara matang dan usahakan tidak terlalu lama. Karena problema-problema yang menguji kesabaran akan semakin banyak muncul, dengan semakin terlalu lama anda dan istri tinggal bersama di rumah orang tua.

(Candra)

Leave a comment