Videografi dan Fotografi Amatir

Wah, sudah cukup lama tidak menulis di blog ini.

Kali ini, mau coba sedikit berbagi tentang hal-hal yang terlewatkan beberapa waktu sebelumnya. Setelah sebuah proyek yang terselesaikan dengan kategori unsatisfied, tersisalah sebuah kamera saku Nikon Coolpix S2900. Sebuah kamera digital sederhana yang memiliki pengaturan hampir otomatis di semua lini ini, masih terasa disyukuri karena memiliki fitur pengambilan video HD dengan 20MP. Akhirnya, kamera ini dipergunakan untuk membuat video kecil-kecilan dengan awalnya atas dasar ketertarikan terhadap dunia videografi.

aaaSeperti sebuah dunia baru yang penuh dengan elemen-elemen seperti; pencahayaan, sudut pengambilan gambar, pewarnaan gambar, sinkronisasi suara dan re-evaluasi audio, serta hal-hal menarik lainnya. Sehingga hal ini cukup menyita waktu bengong di saat proyek lagi kosong. Ya, saking asiknya editing video, tidak terasa seringkali waktu tidur tersita. Karena malam menjadi waktu yang terlalu indah dan tenang untuk disia-siakan hanya untuk tidur. Masa produktif diri tidak ada yang pernah tahu hingga sampai kapan, bila digunakan terlalu banyak untuk tidur, kemampuan untuk bersaing hanya tinggal kenangan. Masa tua yang diimpikan untuk bersantai, mungkin juga masih blur untuk diharapkan. Yah, selagi masih produktif, terus menambah kemampuan dan menghasilkan adalah hal yang lebih prioritas dibanding hanya untuk tidur.

Sok motivasi, andai motivasi ini bisa diterapkan ke semua kalangan dan elemen masyarakat. Tapi sayangnya, itu bagai kata-kata manis untuk telinga orang pada umumnya. Kembali ke perihal hobi baru ini. Ya, sekarang muncul hasrat untuk memiliki sebuah kamera perekam video yang kualitasnya pro. Kualitas yang terkait dengan kemampuan menangkap gambar yang lebih halus, frame rate yang besar, kejernihan di kala minim cahaya, dan mungkin asik juga kalau bisa digunakan untuk foto-foto. Sebuah hobi lama yang sempat ditinggalkan semenjak smartphone tercinta wafat layarnya. Smartphone yang memiliki hasil gambar yang jernih dengan efek bokeh yang oke (maklum suka foto makro). Kala itu, menjadi motivasi untuk mengumpulkan koleksi foto di aplikasi eyeEm. Karena di komunitas aplikasi itu, foto bisa dilombakan dan mendapat hadiah. Hahaha… kalau cuma buat foto-foto aja sih buat apa kalau tidak ada uang disekitarnya. Buang-buang waktu, ya khan? Masa produktif kok cuma buat selfie dan main media sosial.

aagNah, karena sekarang hobinya ditambah dengan videografi. Mungkin sebuah DSLR atau mirrorless, nah bingung deh. Berhubung sudah ada mikrofon yang emang suitable buat kamera DSLR atau mirrorless. Haduh, sudah merk mana yang mau dipilih, sekarang ditambah kemunculan tipe mirrorless yang sukses menambah opsi dan jadi tambah bingung. Belum cukup apa perusahaan-perusahaan itu menyiksa nafsu konsumtif dari calon konsumennya yang terhimpit budget. Dunia ini penuh dengan siksaan duniawi. Batin, fisik, dan sekarang sisi hemat pangkal kaya pun ikut disentuh. Hanya rajin pangkal pandai saja yang ditinggalkan banyak orang. Karena saat ini kecenderungannya adalah lebih asik menurunkan martabat dan fungsi otak. Hebat benar negara-negara maju itu. Mereka lemahkan generasi muda dengan kehadiran media sosial. Tapi, sebenarnya sasarannya saja sih yang pada bloon dan tidak ada keinginan untuk maju. Kebanyakan makan micin sih.

Yah, mudah-mudahan upaya dan rencana berjalan dengan lancar, baik, dan segera menghasilkan. Sabar dan terus termotivasi adalah kunci utama. Karena menyemenye adalah pandangan hidup kaum hamba sahaya. Semangat!!!!

(Candra)

Leave a comment