Review Film : The Age of Adaline

Film dengan genre drama epic romantis ini berkisah tentang seorang wanita berusia 29 tahun bernama Adaline Bowman (Blake Lively). Akibat sebuah kecelakaan mobil yang menyebabkan dia berada dalam pengaruh kejadian alam, dimana kejadian itu menyebabkan selnya berhenti mengalami penuaan. Permasalahan terjadi dimulai ketika seharusnya dirinya menginjak usia 45 tahun, namun tetap tampak berusia 29 tahun. Dan hal itu berakibat dia harus terus berpindah tempat dan menghindar dari kejaran aparat atas dugaan pemalsuan identitas. Karena saat itu tidak ada yang mempercayai seorang yang lahir tahun 1908, masih tampak berusia 29 tahun.

Adaline terus menghindar bersama putrinya Flemming (Ellen Burstyn) dengan hidup berpindah tempat. Sampai pada saat putrinya dan dirinya terlihat seperti kakak beradik, Adaline memutuskan menjalani kehidupan dengan tubuh usia 29 tahun nya sendiri. Karena akan memancing kecurigaan bila terus bersama putrinya. Tubuh yang tak kunjung menua membuat Adaline seperti akan hidup selamanya dalam tubuh 29 tahun. Hal ini membuat Adaline harus berganti identitas. Hal ini membuat Adaline tidak bisa menjalin hubungan serius yang terlalu lama dengan beberapa orang pria. Karena ia tak mungkin menjadi tua bersama. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pria bernama Ellis (Michiel Huisman) yang ternyata anak dari William (Harrison Ford), salah satu pria yang pernah ia tinggalkan.

Film yang diklaim bukan berdasarkan dari novel ini, merupakan film drama bertema fantasi waktu yang cukup unik. Walaupun beberapa film bertema sama pernah dibuat. Contohnya, Time Traveler’s Wife (2009), The Curious Case of Benjamin Button (2008). Namun tidak ada salahnya anda menonton film ini, bila belum pernah menonton film-film tersebut. Karena anda akan disuguhkan dengan jalan cerita yang membuat anda fokus memahami alur cerita dan mengubah paradigma anda tentang menjadi tua itu mengerikan.

Rating:
Catatan: Bagi yang sudah menonton, dapat kasih komentarnya ya..

(Candra)

Review Film : It Follows

Film ini bercerita tentang kutukan berantai mengenai seseorang akan diikuti oleh sosok yang akan berusaha membunuhnya. Diawali dengan kisah seorang gadis bernama Jay Height (Maika Monroe) yang baru saja menjalin dengan Hugh (Jake Weary). Kedekatan mereka berubah setelah mereka berdua bercinta. Tiba-tiba Jay tersadar dengan posisi terikat di sebuah kursi roda. Lalu Hugh mengatakan bahwa ia telah memberikan sosok mengerikan untuk selalu mengikuti dia. Dan tak lama datanglah sosok tersebut dalam wujud wanita berjalan mendekati Jay. Hugh mengatakan pada Jay, “Berikanlah kepada orang lain, atau dia akan kembali padaku!”. Dan setelah itu, Hugh meninggalkan Jay dan menghilang tanpa kabar.

Semenjak itu, Jay mulai melihat sosok tersebut dalam berbagai wujud yang mengikuti dirinya. Sampai suatu ketika, adik perempuan Jay melihat rambut kakaknya berdiri dan seperti ditarik seseorang. Padahal tidak terlihat ada seorang pun yang melakukannya. Adik dan teman-teman Jay akhirnya mempercayai bahwa Jay berada dalam bahaya. Mereka kemudian mulai mencari cara untuk menghilangkan kutukan yang dialami Jay.

Film bergenre horror yang mengambil set nuansa Amerika di tahun 80-an ini, memberikan kejutan-kejutan khas horror yang cukup mengagetkan penonton dan berkategori film 18 tahun keatas. Namun konsep cerita mirip film The Ring ini, memiliki beberapa ketidakwajaran jalan cerita. Banyak alur bagian yang terlalu dipaksakan. Tapi entah kenapa rating di IMDB, memberikan poin kisaran 7 untuk film ini.

Rating :
Catatan: Bagi yang sudah menonton, dapat kasih komentarnya ya..

(Candra)

Review Film : Insidious – Chapter 3

Film dengan genre horror hasil penyutradaraan Leigh Whannell ini, bercerita tentang seorang gadis cantik bernama Quinn (Stefanie Scott) yang tanpa sengaja memanggil roh jahat lain ketika berusaha berbicara dengan almarhum ibunya yang baru setahun meninggal karena penyakit kanker. Roh Jahat tersebut ternyata masuk ke alam manusia dan mengikuti dirinya serta berusaha menjadikan jiwa Quinn menjadi peliharaannya. Berbagai kejadian mengerikan mulai disadari Quinn, setelah ia berkonsultasi dengan cenayang yang ingin pensiun, Elise (Lin Shaye). Gangguan-gangguan pun semakin dirasakan Quinn hingga melukai dirinya secara fisik.

Ayah Quinn, Sean (Dermot Mulroney), awalnya merasa tidak yakin bahwa putrinya mengalami gangguan supranatural. Namun adanya sebuah kejadian dimana anaknya ditarik oleh sosok menyeramkan melalui jendela, membuat ia akhirnya menemui Elise untuk memohon bantuan demi keselamatan anaknya. Sosok menyeramkan ternyata ditengarai telah berada di gedung apartemen yang ditinggali Sean dan keluarganya dan sudah mengambil jiwa seorang gadis sebelumnya untuk dijadikan peliharaannya. Jiwa Quinn yang baru dimiliki setengah oleh roh jahat tersebut, membuat sosok tersebut terus berupaya memiliki jiwa Quinn secara utuh.

Film ini cocok bagi anda yang menyukai ketegangan dalam film horror. Karena kejadian-kejadian mengejutkan banyak muncul dari scene-scene yang ada dalam film ini. Namun jalan cerita yang terlalu pendek membuat cerita terasa kurang mencapai klimaks, mungkin hal ini seperti biasa disebabkan jatah durasi film yang terbatas. Namun wajah cantik Stefanie Scott, cukup menyegarkan mata penonton.

Rating :
Catatan: Bagi yang sudah menonton, dapat kasih komentarnya ya..

(Candra)

Review Film : Django Unchained

Film yang bertemakan kehidupan koboi amerika di abad 1900, merupakan buah hasil inspirasi dari film Djanggo (1966) dan Madingo. Alkisah, ketika Dr. King Schultz (Christoph Waltz) bertemu dengan rombongan yang membawa budak-budak. Dia tengah mencari buronan Brittle bersaudara atas dasar imbalan. Dan diantara budak-budak tersebut, terdapat Django (Jamie Foxx) yang dapat membantunya untuk mengenali wajah-wajah Brittle Bersaudara.

Dengan paksaan ingin membeli Django yang berakhir pembunuhan, Dr. King Schultz akhirnya dapat membawa Django bersamanya. Django akhirnya dijadikan partner dan dijanjikan hidup bebas dari status budak. Django yang memiliki bakat menembak secara akurat dan mampu menjalani karakter samaran demi mengumpulkan mayat buronan berhadiah, memiliki keinginan untuk membebaskan istrinya yang juga seorang budak dan telah lama terpisah. Dan Dr. King Schultz yang menolak perbudakan, membantu Django untuk menemukan istrinya. Dan alhirnya mereka menemukan jejak istri Django, Broomhilda (Kerry Washington), di perkebunan milik monsieur Calvin J. Candie (Leonardo Di Caprio).

Film ini sangat seru dan memiliki alur cerita yang bagus. Penuh dengan adegan menembak ala koboi amerika. Layak ditonton untuk penggemar aksi kolosal koboi.

Rating :
Catatan: Bagi yang sudah menonton, dapat kasih komentarnya ya..
(Candra)

Review Film : Odd Thomas

Film yang bergenre sci-fi ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Odd Thomas (Anton Yelchin) yang memiliki kemampuan supranatural untuk melihat alam lain. Ia seringkali ditemui oleh arwah-arwah yang ingin menunjukkan penyebab kematiannya.

Suatu ketika, ia melihat Bodachs (makhluk supranatural yang menyukai manusia yang akan meninggal secara tidak wajar) yang terlihat begitu banyak. Odd merasakan intuisi bahwa akan terjadi pembantaian besar di kota tempat tinggalnya. Bersama kekasihnya yang seksi, Stormy (Addison Timlin), ia berusaha memecahkan teka-teki penyebab kejadian yang ia khawatirkan itu.

Film yang berdasarkan pada novel Dean Koontz ini, penuh dengan efek-efek supranatural yang mengesankan. Film yang layak untuk ditonton bagi para penggemar sci-fi.

Rating :

Catatan: Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komentarnya ya..
(Candra)

Review Film : World War Z

Film yang berdasarkan Novel Max Brooks ini, bergenre sci-fi. Bertemakan tentang virus yang awalnya menyerang di korea selatan, dengan cepat menyebar ke wilayah Philadelphia, Amerika Serikat. Tersebutlah keluarga Gerry yang sedang terjebak dalam kemacetan. Mereka tiba melihat warga berlarian seakan dikejar-kejar oleh sesuatu. Ternyata, Gerry (Brad Pitt) melihat manusia dengan wajah seperti mayat memangsa warga. Dan manusia yang baru saja dimangsa tersebut, dalam 12 detik akan berubah menjadi mayat pemangsa yang sama dan mengejar manusia-manusia lain.

Gerry bersama istri, Karen (Mirreile Enos), dan kedua anaknya, berlari mencari tempat yang aman. Sebagai anggota dari PBB, Gerry dihubungi oleh pejabat PBB yang membutuhkan keahlian Gerry untuk menganalisa penyebab kejadian yang melanda seluruh negara di dunia. Sebagai imbalannya, keluarga Gerry akan berada di tempat yang aman. Imbalan yang berubah menjadi paksaan. Apabila Gerry menolak, maka keluarganya akan dikembalikan ke Philadelphia.

Akhirnya, Gerry pun bergabung ke dalam tim menuju Korea Selatan. Dia bertugas membantu seorang ahli biologis muda lulusan Harvard untuk menganalisa dan mencari pasien pertama (Zero Patient) yang mengalami dan terjangkit virus ini. Namun apa daya, ketika baru saja turun dari pesawat, ahli biologis muda tersebut  terpeleset karena ketakutan. Dan pistol yang dipegang oleh ahli biologis tersebut, tanpa sengaja menembak sang ahli biologis muda tersebut. Alhasil, Gerry menjadi seorang pejuang tunggal yang harus menganalisa virus tersebut.

Film ini penuh dengan ketegangan dan kejutan-kejutan yang menyeramkan. Menarik dan penuh dengan adegan-adegan seru. Film ini merupakan film yang cukup layak direkomendasikan untuk penggemar film sci-fi.

Rating :     

Catatan : Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komentarnya yaa…

(Candra)

Review Film : An American Ghost Story

Sebuah film horror yang bercerita tentang seorang penulis artikel freelance di sebuah media, Paul (Stephen Twardokus), ingin menulis sebuah buku bertema supranatural yang sedang trend di masyarakat. Dia pun memilih tinggal di rumah berhantu dari Keluarga Browning, demi mendapatkan dan mengalami sendiri pengalaman supranatural di rumah tersebut.

Awalnya dia kesulitan menemukan pengalaman supranatural di rumah tersebut sebagai bahan tulisan dari buku yang ingin dia tulis. Sampai akhirnya dia mulai merasakan hal-hal yang semakin jelas mengenai keberadaan arwah-arwah keluarga browning di rumah itu. Dimulai dari Stella (Liesel Kopp), kekasih Paul, meninggalkan rumah karena tidak tahan dengan gangguan supranatural yang sangat jelas. Hingga akhirnya Paul tinggal sendirian di rumah tersebut dengan gangguan-gangguan yang terjadi setiap malam.

Film ini cukup membuat kita penuh dengan kejutan dan beberapa hal-hal sederhana yang menakutkan. Namun karena akting yang agak kaku dari para pemerannya, membuat sedikit “gangguan” dari jalannya cerita. Tapi cukup seru untuk ditonton.

Rating :   

Catatan : Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komentarnya yaa…

(Candra)

Review Film : R.I.P.D

Tersebutlah di kesatuan kepolisian, 2 polisi hebat, Nick Walker (Ryan Renolds) dan Bobby Hayes (Kevin Bacon), terlibat dalam sebuah kasus dimana mereka menemukan potongan besar emas hasil penyergapan. Salah satu dari mereka, Bobby, meminta Nick untuk menyembunyikan barang bukti tersebut karena nilainya yang cukup besar.

Namun, Nick merasa perbuatan mereka termasuk korupsi. Sehingga Nick berniat menyerahkan barang bukti potongan emas tersebut. Bobby yang merasa tidak setuju, membunuh Nick pada saat penyergapan di sebuah gudang tua. Dan saat itu, Nick meninggal.

Tapi, arwah nick tiba-tiba dibawa ke sebuah tempat lain. Tempat tersebut mirip dengan departemen kepolisian. Departemen kepolisian itu bernama Rest In Peace Department (R.I.P.D). Dan Nick di rekrut selama 100 tahun untuk menangkap orang-orang mati yang masih berkeliaran di dunia nyata. Dan bersama partnernya, Roy (Jeff Bridges) yang semasa hidup berada dalam zaman koboi, memulai aksi mereka.

Film ini penuh dengan hal-hal seru. Aksi-aksi dan special effect yang mewarnai adegan-adegan film ini serasa apik untuk ditonton bagi penggemar sci-fi. Banyak adegan lucu dari tingkah laku Nick dan Bobby.

Rating :

Catatan : Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komentarnya ya..

(Candra)

Review Film : Never Let Me Go

Film yang berdasarkan novel Kazuo Ishiguro ini, menceritakan tentang sisi kehidupan yang dijalani oleh tiga sahabat yang tinggal di sebuah asrama sekolah. Mereka adalah Kathy H, Tommy D, dan Ruth.

Mereka diajari untuk tidak meninggalkan area sekolah, melewati batas pagar sekolah, dan selalu melakukan absen di waktu-waktu keluar atau masuk asrama. Tersebutlah Tommy, seorang anak laki-laki yang menarik perhatian Kathy, terlihat paling payah dalam kelas seni. Ia terlihat dijauhi oleh rekan-rekannya. Kathy yang merasa kasihan pada tommy, mencoba mendekatinya. Seiring waktu berlalu, mereka kathy mulai menyukai tommy, begitu pula sebaliknya. Namun, ruth yang melihat kebersamaan itu merasa harus merebut tommy untuk kebaikan dirinya sendiri. Hal ini disebabkan adanya rumor yang beredar mengenai kelamnya kesendirian. Sehingga, ruth harus memiliki seseorang untuk bersamanya dan tommy lah yang paling mudah untuk didapatkan.

Suatu ketika mereka tersadar, bahwa kehidupan mereka sudah dipersiapkan untuk donasi organ. Karena semua murid adalah hasil kloning yang sewaktu-waktu dibutuhkan, mereka harus siap diambil organnya.

Film ini sangat menyentuh hati ketika menontonnya. Kita diajak melihat sisi kehidupan yang memiliki sisi manusiawi seperti manusia yang terlahir normal. Namun mereka harus dipaksa sebagai donor organ seakan itu merupakan takdir mereka. Layaknya ternak.

Rating :

Catatan : Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komentarnya ya..

(Candra)

Review Film : John Carter

Film ini yang berdasarkan novel The Princess of Mars karya novelis Edgar Rice Burroughs ini, bercerita tentang seorang mantan kavaleri hebat bernama Kapten John Carter (Taylor Kitsch) yang berusaha mencari gua laba-laba berisi emas setelah dia tidak lagi ikut berperang. Namun tak disangka ketika dia dikejar oleh sekelompok suku Apache, dia bersembunyi pada sebuah gua yang terdapat lambang laba-laba yang dia cari selama ini. Dan benar terdapat emas pada atap gua. Namun kisah petualangan dimulai ketika dia bertemu dan membunuh seorang suku Thern yang dapat berpindah tempat antar planet. Secara tidak sengaja, John Carter menyebut mantera tujuan dari si suku Thern ketika memegang medali yang dimiliki suku Thern tersebut. Dan tujuannya adalah Barsoom.

Barsoom adalah nama lain dari planet Mars. Sebagai seorang penghuni Bumi, John Carter memiliki kemampuan anti gravitasi dan anatomi tubuh yang menghasilkan tenaga yang lebih besar dari penghuni Mars. Sehingga, ia mampu melompat seperti terbang dengan jarak yang sangat jauh. Dan memiliki kekuatan bertarung yang sangat besar.

Pertemuannya dengan Putri Jedah (Lynn Collins), seorang putri dari kerajaan Helium, membuatnya terlibat membela kerajaan Helium dari serangan kerajaan Zodanga. Disamping tujuannya mencari medali suku Thern untuk bisa membawanya kembali pulang.

Film dengan genre epic ini sangat menarik dan seru. Penuh dengan petualangan dan teknik animasi yang hebat. Sempat terlihat beberapa gimmick lucu dalam film ini.

Rating :

Catatan : Bagi yang sudah menonton, bisa kasih komen ya..

(Candra)