Category Archives: Sosial

Surat Terbuka Untuk Kebodohan Netizen

image
Ibu Saeni... Korban?!

Mengingat pada periode pertengahan juni 2016 lalu tentang Ibu Saeni, penjual warteg di Serang yang dirazia satpol pp karena melanggar perda yang sudah berjalan 6 tahun sebelum kasus itu muncul, menunjukkan keprihatinan pribadi saya terhadap kelakuan netizen dalam konteks yang absurd. Berlomba-lomba menggalang dana membela seorang pelanggar peraturan dengan memutarbalikkan definisi toleransi. Toleransi dimana artinya berubah menjadi:

“perasaan empati yang harus muncul dari diri seseorang yang sedang beribadah kepada orang lain yang tidak sedang menjalankan ibadah”.

Entah ini dunia macam apa dan entah saya sedang berada dimana, ketika saya dipaksa harus melihat seorang pelanggar peraturan untuk dirubah posisinya menjadi korban. Pembentukan logika terbalik yang bloon ini diramu dengan baik oleh media dan bahkan diamini oleh media internasional yang sangat antusias dalam membangun imej buruk terhadap islam melalui isu apapun. Maklum pihak yang katanya internasional itu, sedang sibuk mencari cara melarikan diri dari kewajiban bayar hutang minyak dan ketakutan kebohongan sejarahnya terbongkar.

Menyikapi penggalangan dana dari kaum minoritas dalam melawan perda syariah dengan bersembunyi dibalik melawan kezaliman ini, cukup terasa sentuhan skenario apik yang cukup efektif dalam membumbui kebodohan masyarakat dalam memberdayakan sedikit isi kepalanya. Dengan kata lain, betapa masih sangat mudahnya peluang mengambil keuntungan dari kebodohan masyarakat bebek ini.

Prospek bagus, bro! Masih banyak orang bloon di Indonesia. Besok lo jual aja tinja dengan bumbu kalimat “Tinja itu korban dari hasil keserakahan dan nafsu makan manusia yang tidak dihargai”, pasti laku deh tu orang-orang pada mau keluar uang.

Berita lokal di serang banten pun sudah menyebutkan adanya skenario media dalam membuat sentuhan palsu terhadap rasa iba dengan misi terselubung. Fakta dari deskripsi Ibu Saeni yang ternyata tidak semiskin dalam pemberitaan, sikap pengabaian peraturan dengan alibi tidak bisa membaca selebaran peringatan. Tapi anehnya:

itu warteg bukannya sehari dua hari baru buka dan itu perda bukan sehari dua hari baru ditetapkan. Tidak bisa membaca bukan berarti tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat alias kurang pergaulan sampai tidak tahu ada itu peraturan yang aktif tiap tahun.

Terlepas dari benar atau tidaknya fakta-fakta tersebut, menaruh rasa iba terhadap seorang pelanggar peraturan itu dimana pembenarannya? Mungkin adakalanya sebagai makhluk cerdas bernama Manusia, kita harus membuat segalanya kembali ke logika sederhana yang mungkin terlupakan karena seringnya menyelami pemikiran-pemikiran absurd media dan sekelompok pihak.

Dan kebodohan ini terus berlanjut dengan pembelaan absurd dan tolol dari kelompok yang telah dibodohi atau kelompok yang membuat pembodohan tersebut sukses. Mari kita bahas satu persatu contoh pembelaan dan bandingkan dengan komentar saya terhadap argumentasi-argumentasi tersebut. Silahkan bandingkan mana yang masih normal cara berpikirnya.

Kita sibuk memikirkan orang lain yang tidak puasa atau makan di warteg, sampai lupa bahwa menyebarkan informasi abal-abal yang merugikan orang lain –apalagi di bulan puasa– bukan termasuk cara menunggu maghrib yang diridhoi Tuhan dan mendatangkan amal saleh, BURUH harian menuntut kenaikan upah, dibully karena ada yang punya motor bagus. Pemilik warung menangis karena dagangannya disita, dibully karena KATANYA punya banyak warung dan suaminya bandar judi.
Warga digusur karena tak punya pilihan tempat tinggal dan mengelola kamar petak, dibully sebagai pemukim ilegal dan juragan kontrakan. Pengusaha warteg punya rumah besar, disindir-sindir seolah orang lain tidak boleh makmur dari usaha yang halal. Anda sehat?

– Dandhy Dwi Laksono (Mantan Produser Liputan6 SCTV, Jurnalis)

Komentar saya:

Membantu dan memperjuangkan orang yang mampu itu bukankah tidak lebih prioritas dibandingkan membantu orang yang tidak mampu ya?!

Sumbangan Netizen itu protes n perlawanan thd KEZALIMAN atas nama agama. Bu Saeni korban. Knp korban dipersoalkan?

– Akhmad Sahal (JIL)

Komentar saya:

  • Apa karena adanya peraturan yang hanya melarang berjualan di siang hari selama ramadhan (hanya sekitar 1 bulan) dalam 1 tahun, lantas dengan mudah disebut itu Kezaliman. Itu perda bukan baru saja ditetapkan. Kalau Ibu Saeni dilarang berjualan selamanya dan ketika razia ada penganiayaan secara fisik, saya setuju dengan konsep kezaliman anda. Saking liberalnya, cara berpikirnya pun juga sama liberalnya dengan yahudi yang tidak zalim di palestina. Sebaiknya tentukan dulu konsep mana yang dipilih: konsep berpikir modern atau konvensional.

  • Ibu Saeni, korban? Kenapa dipersoalkan? Persoalannya adalah Ibu Saeni itu pelanggar peraturan. Sejak kapan pelanggar peraturan = korban?

  • Makin gila dunia ini, semua cara dipaksakan demi misi yang terselubung. Anehnya pencetus penggalangan dana si @dwikaputra , pun tidak ada yang mengomentari. Akunnya adem ayem saja seperti tidak terjadi apa-apa. Bila menyalahkan berita di kemudian hari yang konfrontatif terhadap misi jurnalis terselubung karena sumbernya tunggal, tidak terverifikasi benar tidaknya nama suami, saya rasa itu tidak proporsional dan adil. Karena apakah lantas jadi alasan pembenaran dari sikap pembelaan terhadap pelanggar peraturan yang dinobatkan sebagai korban, adalah hanya karena pemberitaan di awal yang sudah masuk televisi dan itu artinya sudah pasti terverifikasi. Konyol.

    Sama konyolnya dengan bilamana anda menolak berita yang konfrontatif terkait “korban yang agung” tersebut, tanpa melihat secara netral hanya karena sudah terlanjur anda bela sampai mati. Sepertinya mirip gaya kolot jaman kerajaan ratusan tahun yang lalu. Gengsi, mudah dalam justifikasi dini, dan menolak kenyataan baru demi prestise. Konsep modern yang labil. Kesian.

    Mari kembali ke logika yang sederhana. Mudah-mudahan dunia nyata segera kembali. Ekosistem makhluk-makhluk aneh biarlah berkembang biak dan doakan biar segera punah. Dan jadikanlah contoh kasus ini sebagai pelajaran dan momok lucu bagi kita yang cerdas dan mampu menggunakan otaknya sehingga bisa hidup dengan tenang dan tidak mudah percaya dengan provokasi yang aneh-aneh.

    (Candra)

    Penipuan dalam Bulan Puasa

    Awas PenipuKetika bulan Ramadhan tiba, penganut agama Islam menyambutnya dengan berpuasa sejak beberapa menit sebelum adzan shubuh hingga adzan maghrib berkumandang selama 1 bulan penuh. Namun ketika menjalani ibadah ini, adakalanya beberapa ujian kesabaran sangat diperlukan. Termasuk tentang beberapa penipuan di bulan puasa sebagai berikut:

    1. Suara orang dari speaker masjid di sekitar waktu sahur.

      Ketika kita dalam keadaan setengah sadar untuk bangun di waktu sahur. Telinga agak sensitif dengan suara yang berasal dari speaker masjid. Adakalanya, kita mendengar adzan shubuh 1 jam sebelum waktunya, suara orang yang membaca surat Al-Fatihah. Pastikan selalu melihat jam, ketika bangun di waktu sahur. Karena suara yang berasal dari speaker mesjid belum tentu selalu berkaitan dengan kata “Imsyak” alias berakhirnya kesempatan makan sahur.

    2. Suara adzan di televisi disekitar waktu maghrib.

      Ketika waktu mendekati adzan maghrib, adakalanya iklan-iklan di televisi yang menayangkan potongan suara beduk dan adzan maghrib. Walaupun tidak dapat dipungkiri, telinga orang-orang yang berpuasa zaman sekarang akan sangat tajam dengan suara adzan maghrib. Pastikan anda selalu melihat jadwal adzan maghrib yang seharusnya.

    3. Pesan Broadcast melalui media sosial.

      Seringkali muncul pesan-pesan info yang datang dari posting atau terusan (forward) rekan-rekan kita yang kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi yang menyatakan ada efek bilamana disebarkan ke 10 atau 100 orang temanmu terkait dengan ibadah puasa. Hadeuh!!! Dikiranya itu berhasil membuat orang percaya! Moron! Tapi betapa menyedihkannya, masih banyak yang meneruskan pesan berjimat itu kepada rekan-rekannya. Bahkan info yang ada di dalam broadcast tersebut pun dipercaya mentah-mentah isinya. Walah, banyaklah makan makanan yang bergizi, Hai Indonesia!. Tidak ada pesan broadcast yang bilamana tidak diteruskan kepada teman-temanmu, itu bisa memberikan efek apapun di kehidupan nyata. Kecuali itu pesan broadcast untuk membayar iuran kontrakan dari pemilik kontrakan. Bila anda abaikan, itu akan berpengaruh pada nasib eksistensi anda di kontrakan yang anda tinggali.

    Mungkin itu sebagian dari penipuan-penipuan yang ada di bulan puasa. Topiik penting yang perlu dibahas tidak ya??? Yah, itu terserah anda yang menilainya. Kalau saya sih tidak merasa penting-penting amat.

    Selamat menunaikan ibadah puasa!

    (Candra)

    Kandang = Rumah

    DMT24Bagi siapapun yang mendengar kata kandang adalah sebuah tempat yang dinobatkan sebagai tempat hidup sekaligus kurungan bagi hewan. Namun apa yang terjadi bilamana sebuah rumah yang tiba-tiba berisik dengan banyak anjing karena pemiliknya menyukai anjing yang banyak. Ngga cuma S-A-T-U tapi B-A-N-Y-A-K. Sehingga saling sahut itu terjadi diantara anjing-anjing tersebut tidak kenal waktu. Dan suara  anjing yang banyak itu dari satu rumah. Sehingga layak atau tidak, rumah tersebut disamakan dengan kandang?

    Pertanyaan retorik yang unik dan penuh kekesalan untuk sebagian orang. Terutama yang tinggal di dekat rumah tersebut. Memang bagi sebagian orang mengganggap anjing adalah hewan yang lucu  (bagi yang suka), tapi bukan berarti menyukai sesuatu lucu tersebut tanpa peduli dengan hak-hak  orang lain. Karena orang lain memiliki telinga dan berhak untuk hidup tenang di propertinya. Itulah Indonesia. Masih rentan dengan gangguan kebisingan dalam kehidupan bersosialisasi. Teguran pun tidak diindahkan, apalagi kesadaran.

    Mungkin pertanyaannya akan berakhir kepada: Bagaimana cara membuat sekelompok anjing mati tanpa diketahui pemiliknya?

    (Candra)

    CABE-CABEAN ISLAMI

    Sudah bukan hal yang mengejutkan bahwa prilaku yang mencerminkan filosofi penggunaan ornamen keislaman yang memprihatinkan di kalangan perempuan, sudah makin marak di sekitar kita. Apalagi ditambah dengan tayangan prilaku “ngaco” artis-artis di tayangan televisi yang seakan dianggap hebat, makin membuat kacau paradigma yang seharusnya. Apa sih yang dimaksud dalam pembukaan tulisan ini?

    Berpakaian mencerminkan muslimah tapi kelakuan astagfirullah. Biasa foto hampir bugil, selfie pakai hijab. Dilain waktu, dia pamer hobi buat tato. Dan dilain waktu, muncul liputan artis yang tengah pulang sekolah. Lepas seragam dan kerudung, kemudian pamer keintiman dengan anjing kesayangannya. Lain tayangan menunjukkan artis wanita dengan wajah dan nama arab, mengenalkan anjing kesayangannya.

    Yah, begitulah ketika dunia showbiz menggambarkan hedonisme tolol dalam bungkus keislaman demi meraih pundi-pundi uang. Mereka pun tak peduli dengan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap psikologis remaja. Bahasa tololnya, mereka tidak peduli itu tayangan yang nonton bukan orang dewasa (yang bisa melakukan filter terhadap mana yang benar dan mana yang konyol) saja dengan penayangan rutin di pagi, siang, sore, dan malam hari.

    Alhasil banyak remaja yang masih labil dan tidak teredukasi dari sumber yang benar, mengamini tindakan-tindakan konyol dan salah total seperti itu. Rusaklah kaidah-kaidah yang seharusnya. Mulailah kaum remaja hijabers yang berkelakuan lebih aneh lagi, muncul di media sosial tanpa ragu. Pakai kerudung dengan bagian setengah bugil, melakukan hubungan intim dengan adegan pembuka melepas hijab, selfie memeluk anjing peliharaan dengan kerudung. Sip, hancur total sudah. Terima kasih tayangan televisi dan Komisi Penyiaran Indonesia yang sudah bekerja keras merusak generasi muda kami!

    Dan prilaku ini pun terlihat di kehidupan nyata. Pakai hijab, berkeliling komplek dengan menuntun anjing. Naik motor bertiga sambil teriak-teriak dengan berpakaian hijab. Berkumpul di pinggir jalan hingga larut malam, padahal berkerudung. Itu hijab atau pakaian untuk mencegah udara dingin?

    Semakin marak terlihat, anak-anak perempuan yang masih SD, pakai kerudung, tapi bandel dan buat berisik. Mungkin sedang trend, anak perempuan berkerudung tapi kelakuannya setan. Itu mungkin membuat bangga kedua orang tuanya. Karena jaman sekarang yang edan ini, memang harus beda. Kelakuan bodoh dan tolol mendapat pujian. Semaunya sendiri tanpa aturan.

    (Candra)

    Permainan Harga Properti

    Saat ini memang bisnis properti semakin memikat banyak pihak. Hal ini dikarenakan trend harga properti di suatu kawasan akan semakin naik seiring dengan perkembangan tingkat “ramai” di lokasi tersebut. Namun kenaikan harga properti sebenarnya bukan karena perkembangan tingkat “ramai” tersebut, melainkan ulah para calo properti. Para perusak harga ini mencoba peruntungan dengan mengambil margin yang sangat besar dari nilai jual atau sewa properti yang dipasarkan. Dan nilai ini menjadi standar harga yang baru untuk rentang waktu berikutnya, bilamana ada konsumen-konsumen bodoh dari kota besar yang terpikat dengan harga yang ditawarkan karena membandingkan dengan harga properti di kota besar.

    Kebodohan ini terus dimanfaatkan oleh para calo properti untuk mengambil untung besar dari permainan harga mereka. Ditambah dengan adanya media internet sebagai pemasaran properti, standar harga menjadi di tangan mereka. Tak beda dengan tengkulak bahan makanan pokok yang bermain harga di pasar sayur mayur, properti pun menjadi bak sayur mayur dipermainkan harganya.

    Sayangnya tidak terdapat regulasi yang pasti mengenai hal ini. Karena unsur kapitalisme dan liberalisme yang berperan dalam harga properti di Indonesia ini, tentunya semakin membebani masyarakat terkait kebutuhan “papan” (sandang, pangan, dan papan) yang terselubung menekan daya ekonomi masyarakat untuk dipaksa mahal. Sangat konyol dan dianggap wajar bilamana ternyata hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan hidup orang banyak, menjadi dikuasai dan ditentukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Mari bingkai saja atau sekedar jadikan pajangan saja Undang-Undang 45 pasal 28.

    (Candra)

    Konsep Perdamaian Bangsa Bangsa Untuk Bangsa Superior

    Captain-America-UN.jpg

    Tindakan Amerika menyerang Suriah dengan mengabaikan izin PBB adalah tindakan maling ayam yang tak mengaku namun menunjukkan ayam curiannya. Ya, memang Amerika yang mendeklarasikan diri sebagai polisi dunia adalah bangsa yang penuh dengan trik dan tipuan. Namun jangan salahkan bangsanya atau warga negaranya. Tapi para politisi yang melegalkan tindakannya dengan status dan “merasa perlu” mengamankan dunia ini. Sampah!

    Semua anak ingusan di dunia ini juga sudah paham jika ISIS adalah hasil dari “rasa tanggung jawab” palsu dari pihak Amerika. Walaupun warga negara Amerika sendiri bahkan banyak yang tidak menyetujui tindakan pemerintahnya, namun hal ini tidak diblow up sebagai berita penting ke kancah internasional. Banyak cara kotor dan tipu muslihat yang dilakukan, karena negara tersebut dipimpin oleh bagian dari kelompok rahasia di belakang layar yang memang memiliki misi dan tujuan.

    Bicara Hak Asasi Manusia. Itu kata-kata yang sudah tidak perlu dijunjung tinggi. Lembaga-lembaga yang masih menganut konsep HAM, sebaiknya “ganti baju” dan “cuci mulut” saja. Karena realisasi dan fungsinya hanya dalam jalur keberpihakan. Bubarkan saja PBB. Karena dari tahun berdirinya PBB sampai sekarang, pelanggaran HAM yang diproses hanya yang diinginkan kelompok rahasia bajingan tersebut.

    Kematian 1-2 orang menjadi dasar prioritas perjuangan dari pihak-pihak yang berkonsep HAM, dibanding ribuan orang tidak berdosa yang mati sia-sia di depan mata dunia. Sampah!


    (Candra)

    Screen di Kereta Commuter Line

    20151118_141931
    screen pada gerbong commuter line jabodetabek

    Sebuah perjalanan dengan menggunakan kereta Commuter Line Jabodetabek kadang terasa menjenuhkan bilamana tanpa teman bicara, gadget, ataupun hanya memandang keadaan di luar kereta melalui jendela. Namun ada hal yang menarik yang ditemui pada perjalanan menggunakan kereta Commuter Line Jabodetabek. Terdapat layar yang tergantung di plafond kereta yang menampilkan tentang tips-tips lucu, pengetahuan-pengetahuan, sinopsis film bioskop, dan lain-lain yang cukup membuat para penumpang terhibur dan tersenyum.

    Hal ini merupakan sesuatu yang sederhana namun menarik untuk dikembangkan oleh PT. KAI. Perjalanan menggunakan kereta menjadi menyenangkan dan tidak terasa menjenuhkan. Pengamatan di lapangan, pemandangan para penumpang yang sibuk menggunakan gadget tidak terlihat di gerbong tersebut. Fokus mereka menjadi beralih kepada tampilan di layar tersebut. Apalagi apa yang ditampilkan bukan merupakan tampilan yang diulang dalam rentang waktu yang pendek. Materi tayangan yang ditampilkan cukup banyak dan tidak berulang selama 30 menit perjalanan, sehingga tidak membosankan.

    Pengalaman ini akan sangat baik sekali bilamana diterapkan di seluruh rangkaian kereta. Karena tidak semua rangkaian ditemukan screen seperti ini. Dimana sponsor dapat menayangkan produknya, promosi pariwisata, promosi produk-produk UKM dapat diselipkan sebagai tayangan iklan yang tentunya efisien sampai pada penumpang (potensi calon konsumen) dan sangat mungkin menjadi sumber dana bagi pengadaan serta pemasukan bagi PT. KAI untuk menjadi pemasukan alternatif dalam membangun sistem sarana dan prasarana perkeretaapian yang semakin aman, nyaman, modern bagi masyarakat. Bahkan pemasukan dari sponsor dapat menjadi dana subsidi bagi tarif tiket kereta untuk menjadi lebih murah dan tidak perlu memicu keresahan masyarakat terkait keperluan adanya kenaikan tarif.

    Polemik Sampah

    ??????????????????????????????????????????????????????????
    Peringatan Membuang Sampah (tidak efisien)

    Sampah merupakan buangan dari sebuah atau beberapa aktivitas. Baik berupa organik maupun non-organik. Permasalahan sampah sangat menjadi kompleks bilamana terkait dengan sampah non-organik, apalagi dalam kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mari kita batasi lingkup sampah terkait dengan sampah rumah tangga yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari saja. Dimana kita sebagai bagian dari masyarakat yang juga penghasil sampah tersebut secara langsung.

    Buangan sampah dalam limbah rumah tangga meliputi sampah organik dan sampah non-organik. Baik berupa potongan sayuran, makanan, plastik, cairan, maupun buangan deterjen. Sampah plastik merupakan sumbangsih masalah terbesar dalam berbagai kasus pengelolaan sampah. Karena sifatnya yang sulit terurai, sampah plastik merupakan variabel utama dari sumbatan dalam kasus meluapnya air, pendangkalan aliran pembuangan, dan berbagai kasus lain.

    Penggunaan bahan plastik di Indonesia masih memegang peran besar dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Betapa mudahnya kantong plastik dilibatkan dalam segala transaksi jual beli sederhana dari pasar tradisional hingga tingkat supermarket. Kantong-kantong plastik ini sebagian besar dibuang tanpa ada perlakuan pengusampah-ilustrasi-_120608151152-123raian apapun (dibakar) dan bahkan dijadikan pembungkus sampah rumah tangga yang lain untuk dibawa ke tempat pembuangan yang seharusnya, maupun yang tidak seharusnya. Hasilnya, volume sampah plastik tidak dapat dipungkiri memiliki jumlah yang besar dan berserakan di tempat-tempat yang seharusnya dan tidak seharusnya. Apalagi kesadaran masyarakat mengenai pencemaran lingkungan masih minim terkait tingkat pemerataan tingkat pendidikan masyarakat yang tidak merata. Namun seringkali tingkat pendidikan tidak menunjukkan perannya dalam persoalan perhatian terhadap pencemaran lingkungan. Lantas apakah yang dapat menunjukkan peran yang dapat digunakan dalam memicu kesadaran lingkungan?

    buang-sampah-sembaranganUang. Ya, bagi negara berkembang dengan tingkat pendidikan yang tidak merata ini. Uang merupakan pemicu paling efektif untuk menarik perhatian mereka. Lantas apa hubungannya uang dengan kasus sampah ini? Menurut almarhum Bob Sadino, pengusaha yang paling sukses di masa yang akan datang adalah orang yang mampu menghasilkan uang dari sampah. Apakah anda sudah mendapat garis benang merah
    nya antara uang dan sampah? Ya, merubah sudut pandang kita dan masyarakat dalam melihat sampah. Bila masyarakat dapat diajarkan bagaimana cara mengolah sampah untuk menghasilkan uang, tentunya sumber uang tersebut tidak akan mereka buang sia-sia seperti sekarang. Tidak diperlukan sistem atau metode yang secanggih apapun di tingkat pemda, pemprov, pusat untuk mengatasi kasus sampah bilamana masyarakat dibina untuk mengelola sampah menjadi uang. Penyuluhan bagaimana membuang sampah pada tempatnya, peringatan dan sanksi membuang sampah pada saluran, sepertinya tidak menunjukkan hasil yang signifikhasil sampah2an, bahkan tumpul di masyarakat.

    Jadi, daripada ribut mengenai MOU pembuangan sampah, penghadangan truk sampah, siapa yang harus mengakui telah melakukan wanprestasi dalam permasalahan pembuangan sampah, mari kita ubah mindset dari para penghasil sampah yaitu masyarakat. Banyak ide-ide kreatif usaha-usaha kecil yang melibatkan daur ulang sampah, penggunaan sampah menjadi produk kerajinan, penggunaan sampah menjadi pupuk. Bukankah mindset ini bisa ditularkan kepada masyarakat tingkat dasar (keluarga) untuk dapat melakukannya dan membuat sampah menjadi keuntungan buat mereka sendiri dalam hal pertambahan nilai pemasukan. Daripada kita berpikir sosialisasi bagaimana membuangnya, bukankah lebih baik melakukan sosialsasi bagaimana kita merubah sampah menjadi uang. Mari kita lihat betapa orang yang berkepentingan, ribut soal sampah. Artinya, betapa besar uang yang dihasilkan dari sampah yang kita buang sia-sia ini. Think smart and think our future!

    (Candra)

    Sate Kambing atau Sate Kucing

    Kucing dan Sate

    Berawal dari pemberitaan mengenai terkuaknya seorang mahasiswi asal jember yang dalam pernyataannya kepada polisi bahwa dia biasa mengkonsumsi daging kucing hutan, hal tersebut mengingatkan kejadian yang terjadi pada 1 tahun silam ketika tengah membeli sate kambing di pejual sate di bilangan Depok, Jawa Barat.

    Ketika menunggu sate kambing pesanan tengah dipersiapkan oleh penjual, terlihat kejadian beberapa orang pengamen menenteng kucing jalanan yang masih hidup ke belakang kios di samping penjual sate tersebut. Entah apa yang mereka lakukan terhadap kucing tersebut. Tak berapa lama, salah seorang dari pengamen tersebut mendatangi sang penjual sate. Ia meminjam pisau kepada tukang sate tersebut. Dan tanpa dinyana, sang tukang sate dengan sigap membuka box pendingin tempat penyimpanan daging dan mengambil pisau daging di dalamnya lalu memberikan kepada pengamen tersebut.

    Hal ini tentunya seketika menciptakan kecurigaan negatif terhadap sumber daging sate yang digunakan oleh si penjual sate. Kecurigaan tersebut menjadi semakin besar karena sate yang dijual oleh penjual sate tersebut terasa empuk dan kenyal dibandng sate kambing pada umumnya. Entah sugesti atau bukan, hal ini menghentikan selera makan bagi siapapun yang melihat kejadian itu.

    Pernyataan dari sang mahasiswi penyantap kucing dari jember:

    “Saya nggak tahu kalau itu hewan dilindungi. Saya kira itu hewan yang biasa makan hewan ternak ayam. Makanya, kucing itu dimasak ibu saya kemudian kita makan bersama,” kata Ida, sambil tertunduk menyesal.

    – sumber : Detiknews

    Hal tersebut menjadi kesimpulan bahwa menyantap daging kucing adalah sebagai hal yang wajar sehingga pantas digunakan sebagai alasan atau alibi dalam kasus pengunggahan foto ke media sosial bersama kucing hutan yang mati dalam genggamannya. Jember adalah wilayah di jawa timur yang notabene dekat dengan madura. Dan penjual sate mayoritas berasal dari daerah madura. Entah ini sebagai sebuah hipotesa yang absurd atau hanya kecurigaan akibat oknum penjual sate, keputusan berada di pihak pembaca. Tentunya itu memerlukan investigasi lebih lanjut.

    (Candra)

    Online Media dan Netizens Punya Waktu Luang Yang Banyak

    Tribun

    http://lampung.tribunnews.com/2015/09/21/kasir-geulis-pisan-indomaret-ini-bikin-heboh-dunia-maya?ref=yfp

    Anda tentu pernah membaca tentang berita-berita mengenai gadis cantik yang berprofesi tidak diduga. Hal ini entah darimana asal muasalnya, membuat heboh internet (katanya online media yang memberitakan). Entah waktu luang yang sebanyak apa sehingga online media ikut serta dalam gerakan mengagumi wanita cantik seperti ini. Hal mengagumi seperti ini masuk ke dalam headline online media dimulai dari penjual gethuk bernama Ninih. Selanjutnya, dimulailah budaya ini ke penjual warteg di majalengka yang bernama Sasa, lalu penjual nasi pecel di Kendal yang sampai 3 online media rela memberitakan dirinya.

    http://citizen6.liputan6.com/read/2243900/penjual-pecel-cantik-mirip-nabilah-jkt48-hebohkan-publik

    http://www.merdeka.com/peristiwa/setelah-penjual-getuk-sosmed-dihebohkan-gadis-cantik-penjual-pecel.html

    http://makassar.tribunnews.com/2015/05/26/yuk-kenalan-dengan-si-gadis-cantik-penjual-nasi-pecel-ini

    Liputan6

    Ternyata selain unsur SARA yang disengaja memancing komentar, hal semacam ini pun sangat menarik online media untuk memajang headline sejenis ini sebagai pemancing visitor atau pengunjung. Bobot berita yang ditayangkan menjadi seperti media sosial. Bahkan lebih cocok seperti media sosial yang pindah ke online media. Mungkin terlalu banyak waktu luang dan kehabisan berita mungkin saja sering terjadi pada mereka. Kasihan ya…

    VivacoidTribun2Kapanlagi

    Penjual Gethuk
    http://life.viva.co.id/news/read/564704-foto–gadis-cantik-penjual-getuk-dalam-bidikan-kamera

    Pelayan Warteg
    http://jabar.tribunnews.com/2015/01/12/ini-dia-foto-foto-sasa-darfika-gadis-cantik-si-pelayan-warteg

    Penjual Daging
    http://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/asian-star/cantik-keterlaluan-inilah-penjual-daging-yang-gemparkan-internet.html

    Apapun yang ada di media sosial, saat ini dapat menjadi berita di online media. Kicauan twitter, status facebook, status Path beserta komentar-komentarnya dapat dipindah ke berita dalam online media. Mungkin suatu saat bila heboh di media sosial tentang Wanita Cantik ini Bulu Hidungnya Gondrong, mari tunggu berita selengkapnya di online media.

    (Candra)