Category Archives: Sosial

Bisnis Film: Propaganda Atau Usaha Manipulasi Publik

Banyak film-film luar negeri yang mengambil tema-tema yang sedang trend terjadi atau sorotan terhadap kejadian yang kontroversial. Kadangkala banyak unsur memihak terutama sebagai bentuk pembelaan dari kenyataan palsu. Dengan alih-alih alasan imajinasi, mereka menyisipkan doktrin terselubung yang mengarah pada pesan tertentu dari kelompok-kelompok yang menginginkan skenario kebohongan mereka bisa diterima oleh alam bawah sadar dunia.

Cerdas memang konsep cara berbohong dan mendoktrin seperti ini. Upaya-upaya mengaburkan antara kebenaran dan kebohongan tentang siapa yang bersalah dalam tema tersebut di kondisi nyata, dapat diarahkan kedalam asumsi yang sesuai dengan skenario mereka. Bilamana ini diketahui, maka mereka cukup bilang ini hanyalah film.

Contoh dalam film-film yang gencar bertema sama pada saat kejadian world trade center, upaya amerika sangat luar biasa terlihat mendoktrin terorisme berasal dari golongan ekstrim. Hal ini tentunya sangat sejalan dengan semboyan memberantas terorisme. Dan tentu saja semakin sejalan dengan upaya Amerika untuk menginvasi negara timur tengah dengan dalih memberantas terorisme di Irak yang kenyataannya tidak ditemukan sesuai dengan dugaan semula. Ataupun mencampuri urusan-urusan politik negara lain karena tidak mau patuh pada Amerika. Mendeklarasikan diri bahwa mereka berhak ikut campur dalam keamanan dunia. Tapi keamanan dunia kecuali di palestina ya. Karena amerika sangat besar supportnya terhadap israel untuk membunuh dan melanggar kemanusiaan terhadap warga palestina. Tentu itu bukan dianggap sebagai terorisme.

Doktrin-doktrin kemunculan islamophobia tidak lepas dari akibat pemberitaan dan film-film yang dititipkan oleh Amerika. Contoh, American Sniper, Good Kill, Black Hawk Down, dll. Itu adalah bentuk upaya dramatisir betapa beratnya perjuangan amerika mencampuri urusan negara lain dan menetapkan seenaknya target yang menurut mereka akan membahayakan warga negara amerika. Dan memberika deskripsi palsu mengenai kehidupan masyarakat yang negaranya mereka invasi.

Upaya ini akan mengaburkan isu sebenarnya dari kesalahan dan haus kekuasaan dari amerika. Karena seluruh film mereka baik yang katanya based on true story (Gak tau true story beneran atau ngga) maupun fiktif, akan selalu menunjukkan adikuasanya amerika. Dan yang paling kuat dan benar adalah amerika dan sekutunya. Jika yang memusuhi amerika dan kebijakan-kebijakan luar negerinya, akan gencar diblow-up dalam film-film mereka dan diposisikan sebagai kaum yang jahat.

Film tentang SARA pun tak lepas dari penyudutan dan penggiringan opini publik mereka. Adapun upaya pengaburan sejarah dan kebenaran, sebenarnya mereka lakukan terhadap alam bawah sadar melalui film, pemberitaan, ataupun opini-opini langsung yang kontroversial walaupun jelas-jelas palsu.


(Candra)

7 Tipe Komentator Dunia Maya

Seringkali kita melihat komentar-komentar pada artikel di media online, blog, media sosial di dunia maya, begitu sangat variatif. Ada yang menyenangkan, lucu, ada juga yang membuat kesal sehingga memicu kita untuk ikut menambahkan komentar. Karena memang budaya orang Indonesia itu senang berkomentar, terutama mengomentari orang lain. Lain hal jika dikomentari, itu haram hukumnya diterima dengan lapang dada.

Adapun beberapa jenis komentator yang coba diklasifikasikan berdasarkan isi komentarnya, antara lain sebagai berikut:

1. Komentator Pengkolan

Biasanya bahasa yang digunakan mirip seperti ketika denger obrolan di pojokan gang, atau depan petakan kumuh. Sehingga jangan harap bisa menemukan tata bahasa sopan yang muncul dari tipe komentator ini.

2. Komentator Bingung

Sesuai dengan namanya, tentunya isi komentarnya agak ga nyambung dengan apa yang dibahas. Bahkan kadang ada juga yang sama sekali ga nyambung. Yang penting tulis komentar saja. Kadang untuk menutupi kekurangan kemampuan memahami mereka, mereka malah mengomentari komentar orang lain dengan ga nyambung juga.

3. Komentator Sok Tahu

Ini yang biasanya membuat emosi. Sudah salah, tetap saja keukeuh dengan pendapatnya. Nanti setelah jelas dia salah, dia menghilang begitu saja. Itupun melalui proses debat yang alot. Apalagi hadir pula komentator sok tahu yang lain. Jika bertemu dengan komentator jenis ini, lebih baik doakan saja supaya dapat hidayah. Daripada buang-buang waktu.

4. Komentator Pengganggu Hubungan

Ini biasanya termasuk didalamnya para jomblo ngenes alias jones yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi tanpa alasan yang pasti. Mereka yang pada umumnya pria, mencoba menarik lawan jenis yang notabene milik orang lain. Kecenderungan yang cantik sulit mereka dapatkan atau sudah jadi milik orang lain, maka mereka pun memiliki kecenderungan mencoba iseng-iseng berhadiah terhadap milik orang lain. Apalagi dengan wajah culun tapi merasa paling mempesona di seluruh jagad raya, mereka dengan percaya dirinya menggoda lewat komentar.

5. Komentator Nasi Bungkus

Merupakan komentator yang memberikan komentar menjatuhkan produk atau pihak lain, dan menunjukkan seakan produk atau pihak tertentu adalah seseuatu yang pantas dan layak dipilih. Biasanya ditemukan pada masa-masa kampanye atau pada situs-situs yang membahas tentang produk elektronik, produk rumah tangga. Mereka biasanya tergabung dalam tim sukses atau sales marketing produk. They are paid to do that.

6. Komentator Provokator

Merupakan komentator yang senang mengomentari sesuatu dengan kalimat yang menjadi starter perdebatan. Biasanya dengan alasan agar perdebatan menjadi ramai. Kadang sengaja memojokkan atau mempertegas kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat. Setelah perdebatan ramai, mereka tak berkomentar lagi. Umumnya mereka hanya berkomentar sekali dengan kalimat yang memancing. Mereka biasanya senang ikut serta dalam sesuatu yang dekat dengan isu SARA.

7. Komentator Murni

Merupakan tipe komentator yang benar-benar berkomentar tanpa membawa kepentingan pihak atau golongan tertentu. Biasanya menggunakan bahasa yang etis, tidak provokatif maupun persuasif, dan murni pendapat yang menurut logikanya.

Demikian 7 tipe komentator yang terlihat bertebaran di dunia maya kita. Termasuk ke dalam tipe komentator apakah anda?


(Candra)

Budaya Petasan

image

Petasan merupakan bubuk ledak yang dibungkus kertas dan bersumbu ini masuk ke Indonesia melalui budaya yang dibawa orang tionghoa. Petasan ini ditiru oleh orang betawi dalam upacara pernikahan. Namun petasan kerap dimainkan oleh orang indonesia terutama anak-anak pada saat-saat bulan ramadhan dan menjelang idul fitri, serta tahun baru.

Anak-anak yang dalam hal nalar dirasa masih sangat kurang, memainkannya tanpa memikirkan akibatnya. Tak jarang banyak kasus kebakaran, luka bakar akibat ledakan petasan menjadi hal yang wajar terjadi. Melemparkan petasan ke kendaraan yang lewat pun mereka lakukan. Banyak pula kejadian melempar petasan ke dalam pekarangan rumah orang pun dilakukan tanpa mempertimbangkan bahayanya. Di daerah depok, walaupun sudah katanya dilakukan razia oleh kepolisian. Namun, masih saja terlihat penjual dan terdengar petasan dimana-mana.

Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan. Walaupun sudah ada larangan dalam UU darurat thn 1951 dengan ancaman hukuman penjara 18 tahun, sepertinya tidak digubris oleh masyarakat. Peran serta orang tua zaman sekarang sangat minim dalam mendidik anak-anaknya. Namun mereka akan dengan cepat marah pada orang yang menegur anaknya walaupun mereka berbuat hal yang bahaya. Hal miris macam ini, sepertinya harus dilakukan upaya yang tegas dari peran serta masyarakat. Karena bila hal berbahaya tidak dicegah, lantas apa seperti biasa harus menunggu kejadian yang merugikan? Peran kepolisian sepertinya tidak terlalu signifikan.


(Candra)

Antara Delusi dan Motivasi

ah cuma delusi

Seperti yang kita ketahui, maraknya penyebaran informasi dan penitikberatan pada kerunyaman hidup di seluruh media yang kita akses adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Tingkat stress masyarakat seakan dirangsang untuk meningkat. Hal ini dilakukan oleh tokoh-tokoh berkepentingan dalam mendulang keuntungan. Korbannya adalah masyarakat sebagai pion dalam skenario pemain. Para pemain ini umumnya adalah kaum penentang kemandirian dan keberhasilan hidup kaum di sekitarnya.

Kondisi mudahnya masyarakat dipermainkan ini disebabkan kurangnya variasi dalam hidup yang seharusnya dapat diciptakan sendiri, daya benteng psikologi yang lemah terhadap masalah sederhana karena sudah digerogoti filantropi sinetron yang lemah didzolimi, kepedulian sosial yang berdasar pada imbal balik secara ekonomi yang didapat, daya saing yang rendah karena fantasi ekonomi yang ditayangkan infotainment berkisar tentang gaya hidup selebriti. Dan semua hal itu dibentuk oleh mayoritas media massa dan televisi kita tercinta. Maka belajarlah meninggalkan dan mengabaikan tayangan-tayangan atau artikel tentang itu, agar semangat dan daya juang kita dalam alam bawah sadar tidak terkikis perlahan tanpa kita sadari.

Sebenarnya apa yang dikategorikan Delusi oleh sebagian orang adalah sebuah Motivasi. Diantara pengacauan harapan masyarakat  yang massal, sudut pandang yang berbeda perlu diserap oleh masyarakat. Masyarakat seharusnya sudah bisa membuka mata dalam konsep pemahaman mendalam. Tidak hanya dalam opini gaya status facebook. Namun mulai mencari jalan keluar dari masalah baik dengan level kesulitan yang rendah maupun yang tinggi sekalipun. Kemandirian adalah dasar pokok kebebasan seseorang dalam problema kehidupan, bukan hanya menuntut seperti bayi minta susu.

Sehingga bilamana ada seseorang, pihak, atau kelompok yang berani mengatakan hal-hal motivasi dilkategorikan Delusi, mungkin merekalah yang ingin mengajak kita dalam dunia pesimisnya, tidak merelakan perubahan, atau mengajak kita dalam penyesalan pesimisnya agar kita memiliki hidup yang sama pesimisnya dengan mereka. Karena apapun yang kita lakukan hingga menjadi bukti nyata sekalipun, mereka akan tetap menganggapnya sebagai Delusi. Hidup itu dibakar oleh semangat, bukan semangat membakar hidup orang lain. Edan!

Sejauh mana kita mampu mengkategorikan sesuatu sebagai delusi atau motivasi, tergantung pada tingkat semangat hidup dan berjuang, sesering apa kita berkata “Ngga Mungkin” dan “Ngga Bisa” padahal hanya “Ngga Berani”, dan sejeli apa kita melihat celah solusi dalam permasalahan-permasalahn yang kita hadapi. Sehingga kita tidak terjebak dalam penggiringan opini kaum-kaum penentang kemandirian dan keberhasilan itu atau malah menjadi pion mereka. Keep positively motivated in your life!

Stasiun TV yang Tak Kunjung Sadar

tv one

Anda mengenai logo stasiun tv ini? Dengan Jargon memang beda yang selalu diunggulkannya, stasiun tv ini sukses memberikan perbedaan dalam dunia media televisi yang bergerak di lorong berita (news). Diawali dengan kecerdasan-kecerdasan dari para presenter dan reporter-reporternya, membuat anda pasti berdecak kagum dengan kecerdasan mereka. Banyak gimmick yang malah jadinya terlihat sangat sopan dalam acara talkshow, debat, interview dengan narasumber. Sebagai contoh, setiap akan masuk ke tayangan iklan, presenter akan menanyakan sebuah pertanyaan kepada narasumber, dan ketika narasumber akan menjawab, langsung dipotong dengan kalimat, “Tapi jangan dijawab dulu pak, kita akan mengetahuinya pada segmen berikut”. Sebenarnya gimmick ini lumrah dilakukan dalam berbagai acara, namun jika dilakukan berulangkali dalam satu acara malah terlihat seperti tidak mempermainkan seseorang tentunya.

Banyak pernyataan-pernyataan para presenter stasiun tv ini terlihat sangat mengerti dengan apa yang disampaikan narasumber. Karena mereka kembali mempertanyakan hal-hal yang sudah disampaikan sebelumnya oleh narasumber. Kecerdasan ini muncul seakan sebagai kostum bagi presenter maupun reporter-reporternya. Karena tidak hanya satu atau dua orang saja memperlihatkan kecerdasan ajaib ini. Gaya membawakan acara yang terkesan mencibir, menantang, dan menyalahkan yang terkesan sangat mengerti inti masalah, kerap kali seakan dianggap sebagai kemasan yang sangat menarik bagi mereka. Oleh karenanya, kode etik jurnalistik yang membahas tentang netral dalam menyampaikan informasi dengan sangat luar biasa dipatuhi oleh stasiun tv ini. Bukti berita kejadian kematian Noordin M. Top yang tertembak namun ternyata yang tertembak adalah anak buahnya, hasil pemilu yang memberitakan bahwa capres Prabowo Subianto menang namun berdasarkan hasil quick count tiga lembaga survei yang masih rancu, adalah sedikit dari bukti bahwa stasiun tv ini sangat berorientasi pada fakta yang valid bukan pada opini.

Kecerdasan lain pun terlihat dari betapa perhatiannya stasiun tv ini pada penulisan label berita maupun running teks yang disampaikannya. Seperti yang telah dirangkum oleh rekan blogger kicau-angsa di link berikut : http://kicau-angsa.blogspot.com/2014/07/jokes-23-kesalahan-konyol-penulisan.html , adalah bukti bahwa stasiun tv ini adalah stasiun tv sempurna tanpa kesalahan. Oleh karenanya, stasiun tv ini sangat pantas untuk memberitakan dengan semangat tentang kesalahan penulisan pidato presiden jokowi sebagai hal yang memalukan. Menurut pemberitaan mereka, apa yang disampaikan dalam lingkup nasional dan diperhatikan masyarakat luas tentunya sangat memalukan bila ternyata salah. Setuju sekali tentunya bagi kita semua terkait kalimat terakhir tersebut.

Perkembangan media memang sangat luar biasa belakangan ini. Membuat keresahan, menyudutkan orang, tidak berkaca pada diri sendiri, tutup mata dan tutup telinga dengan prilaku negatif yang dilakukan tersebut, bukan merupakan isu yang perlu dibesar-besarkan. Mencari uang tentunya harus menghalalkan segala cara walaupun itu hasil dari sensasi ataupun ketidakprofesionalan, semua sah di negara Indonesia tercinta ini. Dan tentunya sah pula majas ironi dalam tulisan ini.

(Candra)

Dunia Informasi

Pada zaman sekarang, dunia informasi berkembang pesat. Dengan mudahnya orang dapat menyebarluaskan informasi melalui dunia maya yang mudah diakses individu. Dan seringkali berpengaruh dalam dunia nyata. Tidak sedikit muncul kebiasaan media online mengutip kicauan twitter seseorang sebagai dasar artikel yang dibuat. Walaupun sebenarnya menyalahi kode etik jurnalisme terkait kejelasan sumber informasi.

Adapun upaya provokasi dan mendeskreditkan pihak-pihak tertentu yang dikemas seakan fakta bebas dilakukan dalam dunia maya. Dan tentunya tanpa pengawasan dan dasar hukum yang tegas, membuat orang bebas melakukan hal-hal tersebut. Dapat diabaikannya mengenai ketiadaan bukti konfirmasi kebenaran dari informasi yang disampaikan, membuat dunia maya kental dengan aksi barbar. Pelanggaran kode etik, kebohongan, provokasi, pelanggaran norma, penghinaan, penyelewengan agama adalah sah di dunia maya. Hal ini karena tidak adanya struktur organisasi dasar dalam kehidupan dunia maya yang jelas terkait pembaca, penyebar informasi, dan pengawas/pelindung.

Oleh karena itu, merupakan hal yang bijak bilamana kita tidak menelan mentah-mentah informasi yang kita baca. Karena dalam dunia maya yang tidak teroganisir ini, kebenaran informasi yang kita baca masih mayoritas diragukan. Seyogyanya kebijaksanaan dari kita sebagai pembaca untuk selalu berpikir positif dan tidak mudah terhasut terkait berita atau informasi yang disebarkan adalah indikasi tingkat kecerdasan kita sebagai makhluk yg beradab.

(Candra)

Investasi yang Cerdas

Banyak artikel yang menyebutkan keuntungan dan ajakan yang berusaha meminta uang yang anda miliki untuk diinvestasikan ke dalam reksadana. Upaya menggalang para pemodal kecil supaya bisa diikutsertakan dalam pasar modal. Entah artikel yang dibuat untuk edukasi terhadap masyarakat untuk berinvestasi atau artikel promosi dari para sales.

Mungkin kita dapat menarik logika yang sederhana dari kata investasi. Investasi yang dimaksud dalam lingkup pembahasan ini kita batasi dengan definisi mengeluarkan sejumlah uang untuk disertakan dalam program tertentu dengan harapan uang yang kita keluarkan dapat memberikan imbal balik yang menguntungkan di kemudian hari dalam jangka waktu tertentu. Investasi sendiri sudah pasti memiliki resiko. Resiko ini tergantung dari program yang kita pilih. Karena sesuatu yang bernilai akan diikuti dengan ancaman resiko yang siap mengambil tatkala ada celah. Jadi jangan beranggapan dengan berinvestasi, kita 100% akan menjadi kaya. Seperti judul-judul artikel persuasif yang sering anda baca.

Contoh pembahasan mengenai investasi yang populer di masyarakat, antara lain:

  • Bilamana anda memilih deposito. Bunga tertinggi dari bank sekitar 7% per tahun. Hal ini bila anda memiliki jumlah uang minimal ratusan juta yang disertakan, baru hasilnya dapat terasa per tahunnya. Jadi jangan berpikir dengan uang puluhan juta, anda berpikir untuk deposito dan berharap dapat merasakannya dalam jangka waktu 1-2tahun.

  • Bilamana anda memilih pasar modal. Hati-hati dengan investasi pada pasar modal saham sebelum anda mengetahui secara detail dan cakap dalam memprediksi pergerakan dunia pasar modal. Karena banyak contoh kerugian yang tidak sedikit dari nilai investasi dan resiko kecanduan meminjam modal yang akan mencekik anda. Banyaknya masyarakat yang kurang paham namun tergiur dengan untung besar yang terjadi pada sebagian kecil contoh yang berhasil. Kekurangan pengetahuan dan ambisi untung besar inilah yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Apalagi muncul produk investasi reksadana yang ditujukan bagi investor dengan modal kecil dan tidak memiliki waktu dan keahlian dalam dunia investasi. Alih-alih ditangani secara profesional oleh manajer investasi dan dilindungi oleh bank kustodian, bila nilai saham anjlok, tentunya anda lah yang tetap menanggung kerugian 80% nilai investasi anda. Dan anda tetap tidak dapat menyalahkan si manajer investasi.

  • Bila anda memilih investasi langsung terhadap pengusaha yang butuh permodalan. Hati-hati dengan para pengusaha yang menjanjikan persentase besar sebagai imbal balik. Adapun sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu alur kerja perusahaan tersebut dan sirkulasi keuangan yang dimiliki setidaknya setahun terakhir. Akan lebih baik bila anda mengenali proses produksi hingga ke level pekerja. Sehingga anda menguasai pengetahuan tentang perusahaan tersebut. Hal ini akan berguna bagi anda untuk membaca lebih dini terkait bila ada situasi dan celah kerugian yang mungkin akan mengancam uang yang anda investasikan. Dan anda pun dapat menyimpulkan apakah pengusaha tersebut penipu atau tidak sebelum anda menginvestasikan uang anda.

  • Beberapa contoh di atas hanya sebagian kecil dari diorama investasi yang populer di masyarakat. Sikap berwaspada sangat dibutuhkan dalam menyikapi keadaan. Sabar dan tidak terburu-buru tergiur atau kagum dengan ucapan serta apa yang diperoleh orang lain, akan membuat anda terhindar dari kerugian yang akan anda sesali. Jangan terlalu mencontek prinsip barat yang berbunyi, “High risk, High Return“. Itulah yang akan menghalalkan keputusan terburu-buru anda. Gantilah dengan, “High Smartness, High Return“. Sehingga anda tidak akan cepat dibodohi oleh para penipu berkedok apapun. Karena sesuatu yang jelas, akan menjadi tidak jelas bila didalamnya ada sedikit ketidakjelasan.

    Akan lebih aman bilamana anda berhemat dan kumpulkan modal usaha anda sendiri. Kemudian rintislah usaha anda sendiri dari awal. Kerugian akan anda rasakan sendiri dan keuntungan pun akan anda rasakan sendiri. Tidak terasa penyesalan yang besar dibanding anda melibatkan orang lain. Karena keberhasilan butuh proses dan pembelajaran yang diiringi dengan kerja keras. Bukan diam dan tiba-tiba uang datang.

    (Candra)

    After-married depression

    Kehidupan setelah menikah bagi pasangan muda merupakan pemicu depresi bilamana memilih tinggal bersama orang tua terlebih dahulu. Adapun tekanan dari harapan orang tua terhadap menantunya terkait harus bisa ini dan harus begitu. Bahkan beberapa hal kecil dapat menjadi hal besar sebagai alasan sebuah kekecewaan. Sehingga, anda pun harus bersahabat dengan hal tersebut dalam keseharian dan harus melewatinya dengan sabar.

    “Tinggal di rumah mertua pun akan jauh lebih parah lagi. Kita sebagai suami tidak bisa serta merta bersikap tegas pada istri karena ada perasaan tidak enak. Bahkan malah muncul sikap tidak suka mertua bila kita tegas sama anaknya”, ujar ND seorang pria berusia 29 tahun.

    Adapun integritas rumah tangga di dalam rumah tangga, menjadi berbahaya bilamana istri tidak dapat mengimbangi tingkat emosional suami di dalam tekanan keadaan ini. Karena sebagai suami, kekurangan prilaku sang istri di mata orang tua adalah tanggung jawab suami dari hasil upaya mendidik istri. Sedangkan tentunya di pihak orang tua, tanpa disadari akan memiliki standar tinggi terhadap citra menantu yang baik itu seperti apa dan bahkan membandingkan pada hal-hal di masa lalu, contoh dari orang lain, ataupun hal-hal yang dahulu tidak bisa dicapai.

    Bagi para pria yang belum menikah, beban depresi ini mungkin dapat sangat dihindari bilamana kita sudah memiliki tempat tinggal setelah menikah. Karena tidak perlu ada penilaian-penilaian subjektif dari pihak orang tua sedangkan di sisi lain kita berusaha membahagiakan orang tua dalam prilaku istri kita. Bila belum, prioritaskanlah menabung untuk tempat tinggal. Bila harus tinggal terlebih dahulu dengan orang tua, persiapkan jangka waktu secara matang dan usahakan tidak terlalu lama. Karena problema-problema yang menguji kesabaran akan semakin banyak muncul, dengan semakin terlalu lama anda dan istri tinggal bersama di rumah orang tua.

    (Candra)

    Modus Penipuan di Depan ITC Depok

    itc

    Berbagai modus penipuan dilakukan dengan upaya dan maksud memperdayai korban. Seperti yang terjadi pada hari Jum’at (10/4) di depan ITC Depok persis di tepi jalan margonda, Depok. Penipuan bersifat penjebakan terjadi di tempat tersebut. Dengan alih-alih melakukan promosi terhadap produk jam tangan ADIDAS, pelaku yang merupakan seorang wanita berperawakan gemuk dan berambut panjang, mencoba menawarkan produk jam tangan tipe LED merk ADIDAS kepada korban wanita berinisial AN (24).

    “Awalnya dia menanyakan sering lewat sini ngga, lalu saya jawab, jarang. Terus dia minta waktu untuk nawarin sebuah jam tangan merk ADIDAS. Katanya ada promo, harga jam tangan sebenernya Rp. 200.000,-, jadinya cuma Rp. 20.000,-. Terus saya bilang, saya ngga minat. Eh dia nanya nama dan minta saya tanda tangan buat daftar yang sudah dia tawarin. Terus setelah itu malah dia bilang jamnya gratis buat mbak. Tapi dengan menjawab pertanyaan.”, tutur AN.

    Jam Tangan LED Palsu merk ADIDAS hasil penjebakan

    Eh setelah saya berhasil jawab pertanyaannya, dia minta uang Rp. 20.000,- untuk jam tangan yang dikasih ke saya. Saya bilang kalau gitu ngga jadi aja. Dia malah bilang ngga bisa gitu, mbak. Khan udah tanda tangan. Saya bilang, berarti mbak jebak saya dong. Katanya gratis. Kita akhirnya berdebat karena dia jadi maksa dan mengancam dengan alasan tanda tangan tadi. Akhirnya karena kesel, saya kasih aja Rp. 20.000,-. Saya ngeri urusannya jadi macem-macem“, lanjut AN. AN pun menuturkan bahwa kondisi yang biasanya terdapat banyak polisi lalu lintas yang berjaga, saat itu sedang tidak ada satupun polisi di lokasi. Lokasi pun sebenarnya berdekatan dengan kantor polres Depok.

    Penipuan dengan modus penjebakan ini memang meresahkan masyarakat. Karena sempat pernah terjadi di lantai ground ITC depok, terdapat modus penjebakan dengan membagi-bagikan brosur oleh seseorang. Tidak lama, penerima brosur yang dibagikan dipanggil oleh si pemberi brosur karena dengan maksud ada stiker pada brosur tersebut yang tercantum nomor hadiah bila angka dibaliknya cocok dengan kode angka hadiah.

    “Kemudian mereka mengajak saya ke kios yang tidak berjarak jauh dari lokasi saya menerima brosur itu. Di kios tersebut saya dikerumuni oleh beberapa orang dengan wajah kampungan, pakai kemeja, dan dengan gaya sok profesional. Dia menjelaskan selamat kalau saya telah berhasil memenangkan hadiah dan dia menjelaskan tentang produk-produk yang ada dalam brosur lainnya”, tutur ND.

    “Saya langsung bilang. Mas saya kesini karena saya dibilang menang hadiah. Langsung aja hadiah saya mana, ngga usah dijelasin yang lain-lain”, ujar ND kepada staf di kios tersebut.

    Ngga bisa, mas. Ini emang prosedurnya gitu. Kalo ngga, hadiahnya angus“, ujar staf tersebut dengan nada tinggi.

    Ya udah, saya bilang aja. Ngga usah deh. Saya ngga ada waktu dengerin penjelasan produk. Khan saya mau diajak kesitu karena mau dikasih hadiah”, ujar ND.

    Berhati-hatilah pada kejahatan penipuan seperti ini. Karena modusnya semakin berkembang untuk memperdaya korban-korban yang tidak menyadari modus-modus baru dalam penipuan.

    (Candra)

    TV Nasional : Mencerdaskan atau Membodohi?

    TV's BullyingBelakangan ini, stasiun-stasiun tv nasional sangat antusias dalam mempertontonkan konsep acara musik yang diiringi dengan saling ejek. Baik acara tentang ajang kompetisi maupun ajang lucu-lucuan semata. Hal ini memperlihatkan bahwa sensitivitas terhadap nilai moral dan rasa toleransi antar sesama manusia terasa mulai dipudarkan oleh acara-acara semacam ini. Mungkin bagi penonton dewasa (yang sudah mampu menggunakan nalar) tidak terlalu banyak terpengaruh. Hanya agak merasa jijik dengan lelucon-lelucon yang tidak lucu sama sekali. Namun bagi anak-anak, hal ini tentunya berpengaruh dalam perkembangan psikologis mereka yang masih dalam usia pertumbuhan baik fisik maupun kejiwaan. Meniru dan terbiasa melihat adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi sikap mereka dalam keseharian.

    Entah mengapa Komisi Penyiaran Indonesia terlihat banyak membiarkan tayangan-tayangan seperti ini merajalela dan berkembang biak dari satu stasiun tv ke stasiun-stasiun tv yang lain. Sehingga hampir setiap hari, penonton disuguhkan hal-hal yang kurang beretika dari gimmick-gimmick host acara yang tidak cerdas dari sudut pandang manapun. Kecenderungan prilaku tidak terdidik yang ditunjukkan dalam gimmick-gimmick mereka hanya demi berusaha memancing tawa penonton. Dengan hinaan dan lelucon yang tidak berbobot serta cenderung tidak memberikan contoh deskripsi kehidupan yang bermartabat.

    Adapun beberapa gimmick yang terasa agak memaksakan dalam berusaha mempertontonkan tangisan haru terhadap keadaan yang menyedihkan, kerap kali diselipkan dalam acara-acara dengan rombongan pembawa acara (host). Dibuat sebisa mungkin kesedihan dan air mata muncul. Jika ada penonton bayaran yang meneteskan air mata, sorotan kamera akan berulang kali merekam adegan itu. Hal-hal buatan yang terkonsep semacam ini hanya melemahkan kepribadian masyarakat dari sifat berjuang dan bertahan dalam menjalani hidup. Bukan kamuflase agar masyarakat dapat memiliki rasa belas kasih. Itu semua hanya usaha memancing rating. Maaf, masyarakat Indonesia sepertinya tidak sebodoh itu untuk tidak menangkap maksud sebenernya dari adegan tersebut.

    Sudah rendahkah selera masyarakat kita sehingga acara-acara sejenis itu cenderung memiliki rating yang tinggi? Itu semua karena masyarakat tidak memiliki pilihan lain dalam menonton acara tv. Bagaimana penonton acara tv bisa memilih bila setiap pagi, siang, dan malam harinya disuguhkan acara-acara sejenis itu dengan wajah-wajah host yang sama? Lantas kenapa acara-acara seperti itu bebas mengudara di stasiun-stasiun tv nasional? Mungkin Komisi Penyiaran Indonesia sedang tertidur pulas setelah lembur tertawa menonton acara-acara tersebut. Pembodohan masyarakat sedang berlangsung menghipnotis masyarakat secara perlahan. Dan akhirnya semangat untuk mengembangkan diri dan memikirkan tentang masa depan luntur dengan sikap pesimis. Karena kami semua dididik dengan tontonan-tontonan yang “sangat cerdas” oleh TV Nasional. Menyedihkan ya?

    (Candra)