Tag Archives: hidup

Soal Prinsip Hidup

Adakalanya sebuah perjalanan hidup itu ada hal yang berimbang tapi konsep keadilan itu tidak selalu terasa secara subjektif. Katanya mungkin ada maksud yang lebih baik dibalik semua itu. Yang mungkin lebih baik dari sekedar yang kita mau.

Mungkin sebenarnya itu semua menjadikan diri kita menjadi lebih jelas. Tidak blur. Seperti foto yang tidak fokus. Lebih jelas dalam arti memiliki prinsip yang tepat bagi diri kita. Sehingga orientasi tentang benar atau salah, baik atau buruk, tidak menjadi hal yang masih ambigu. Ambigu ketika berada dalam habitat yang baik dan saat berada dalam habitat yang buruk. Mudah hanyut seperti emas batangan ringan di sungai. Lalu bimbang dalam menentukan sikap dan perspektif terhadap hal yang sederhana.

Hidup itu mesti punya prinsip. Itu kata orang. Benar atau tidaknya, tentunya mesti dibuktikan sendiri. Karena tanpa prinsip, hidup seperti pisang. Ketika di atas pohon, dianggap berguna. Ketika ada di selangkangan, hanya jadi barang makian atau hiasan.

Korelasi apa yang terjadi dengan hidup kita dengan hal negatif yang kita anggap wajar, terkadang tidak kita sadari. Karena sibuk dengan apa yang seenaknya dan menyelamatkan harga diri biar diakui. Kendala sindrom yang menginfeksi kepribadian dari orang-orang yang tidak punya prinsip.

Namun menjaga prinsip hidup, bukan semudah menjaga lilin agar tetap menyala. Akan banyak yang berusaha menggoyahkan, dianggap pribadi yang frontal, disalahartikan, dianggap jelek, dianggap tidak punya hati, tidak sesuai zaman, tidak toleransi, tidak menghargai, dan cap negatif lainnya. Tapi selalu mengikuti arus dan pandangan umum, hanya buat diri kita menjadi seperti upil di hidung. Berguna untuk mengikat debu yang masuk ke hidung, setelah terbentuk, dibuang.

Menjadi pemimpin itu tidak mudah, karena lebih mudah mencemooh kepemimpinan orang. Diam-diam. Karena tidak ada dua pilot dalam satu pesawat, yang beda visi untuk sekedar memutar tuas rem. Mengerti posisi kita apa dan dimana, kadang diperlukan. Agar kita lebih mawas diri dan tidak malah mengganggu kestabilan yang diusahakan.

Kalimat itu bukan eksplisit. Hanya kedewasaan yang bisa melihatnya secara mendalam. Karena terlalu banyak anak-anak yang terjebak dalam tubuh tua di sekitar kita. Memaksa kita untuk menurunkan tingkat kedewasaan kita dan menaikkan kesabaran, hanya untuk membuat mereka mengerti hal mudah yang kita maksud.

(Candra)

Pasangan Hidup Yang Baik

Menikah adalah salah satu ibadah yang dijalankan oleh manusia beragama. Karena dengan menikah, terhindar pula manusia tersebut dari tindakan perzinahan. Menikah juga dapat dijadikan momen untuk menyatukan dua keluarga, melanjutkan keturunan, dan membina kehidupan yang baru. Keindahannya akan terasa bilamana masing-masing mempelai dari keluarga yang baik-baik. Rasa penerimaan dari orang tua dan restu pun di dapat dengan mudah.

Dalam agama islam, mendapatkan anak yang sholeh adalah dengan cara:
1. Menikahlah dengan seseorang yang baik (secara jasmani, rohani, dan mental)
2. Berikanlah pendidikan yang baik,
3. Tunaikan kewajibannya sang anak.
Butir 1 menunjukkan bahwa menikahi pasangan yang baik sangat dianjurkan. Karena menikah adalah selamanya dan bukan sementara. Dan tentu saja bersama pasangan yang baik, hidup menjadi lebih tenang secara batin dan bukan tertekan dengan ancaman atau teror yang menyiksa. Hanya seseorang yang terganggu mentalnya saja, yang melegalkan ancaman dan teror dilakukan. Apalagi sudah menggunakan hal-hal diluar nalar demi menghalalkan segala cara. Naudzubillah Min Dzalik. Maka, pertimbangkan itu dengan bijaksana. Agama manapun mengajarkan hal-hal yang baik. Hanya oknum manusianya saja yang mencoreng agama itu sendiri.

Dalam era yang sudah memasuki kemudahan akses teknologi, ternyata masih ada kaum-kaum yang masih hidup dengan penggunaan hal-hal mistis. Seperti susuk, bersekutu dengan setan dan jin, guna-guna, demi melancarkan keinginannya. Maka tak jarang mereka memangsa orang-orang yang tidak percaya dengan alih-alih pernyataan, “Hanya orang yang tidak berpendidikan, yang percaya hal-hal mistis”. Itulah satu kebodohan korban yang akan dijadikan alibi bagi pelaku. Karena demi mendapatkan pasangan yang dapat menuruti kemauan mereka, kemunafikan itu diperlukan untuk menutupi prilaku mereka yang jelas-jelas melakukan berbagai macam ritual aneh, menjalani pemasangan susuk, dan membubuhi sesuatu dalam minuman (teh, sirup) yang disuguhkan sebagai media penyampaian ke tubuh korban. Dan itu semua terdapat pula di kota besar. Maka, sebaiknya kewaspadaan itu perlu dilakukan. Jangan meninggikan arogansi tentang ketidakpercayaan terhadap hal-hal mistis, namun bentengi diri dengan ibadah menurut agama dan kepercayaan yang anda yakini. Karena penyesalan biasanya datang bila suatu peristiwa telah terjadi.

Maka, pilihlah jalan hidup yang baik dan pasangan hidup yang baik. Bilamana anda pernah terjebak dengan pasangan yang tidak baik, tinggalkan saja sebagai hal bodoh yang memberi hikmah kehidupan. Apalagi, saat ini anda sudah bersama pasangan hidup yang baik.


(Candra)