Tag Archives: Kasus sampah

Polemik Sampah

??????????????????????????????????????????????????????????
Peringatan Membuang Sampah (tidak efisien)

Sampah merupakan buangan dari sebuah atau beberapa aktivitas. Baik berupa organik maupun non-organik. Permasalahan sampah sangat menjadi kompleks bilamana terkait dengan sampah non-organik, apalagi dalam kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mari kita batasi lingkup sampah terkait dengan sampah rumah tangga yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari saja. Dimana kita sebagai bagian dari masyarakat yang juga penghasil sampah tersebut secara langsung.

Buangan sampah dalam limbah rumah tangga meliputi sampah organik dan sampah non-organik. Baik berupa potongan sayuran, makanan, plastik, cairan, maupun buangan deterjen. Sampah plastik merupakan sumbangsih masalah terbesar dalam berbagai kasus pengelolaan sampah. Karena sifatnya yang sulit terurai, sampah plastik merupakan variabel utama dari sumbatan dalam kasus meluapnya air, pendangkalan aliran pembuangan, dan berbagai kasus lain.

Penggunaan bahan plastik di Indonesia masih memegang peran besar dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Betapa mudahnya kantong plastik dilibatkan dalam segala transaksi jual beli sederhana dari pasar tradisional hingga tingkat supermarket. Kantong-kantong plastik ini sebagian besar dibuang tanpa ada perlakuan pengusampah-ilustrasi-_120608151152-123raian apapun (dibakar) dan bahkan dijadikan pembungkus sampah rumah tangga yang lain untuk dibawa ke tempat pembuangan yang seharusnya, maupun yang tidak seharusnya. Hasilnya, volume sampah plastik tidak dapat dipungkiri memiliki jumlah yang besar dan berserakan di tempat-tempat yang seharusnya dan tidak seharusnya. Apalagi kesadaran masyarakat mengenai pencemaran lingkungan masih minim terkait tingkat pemerataan tingkat pendidikan masyarakat yang tidak merata. Namun seringkali tingkat pendidikan tidak menunjukkan perannya dalam persoalan perhatian terhadap pencemaran lingkungan. Lantas apakah yang dapat menunjukkan peran yang dapat digunakan dalam memicu kesadaran lingkungan?

buang-sampah-sembaranganUang. Ya, bagi negara berkembang dengan tingkat pendidikan yang tidak merata ini. Uang merupakan pemicu paling efektif untuk menarik perhatian mereka. Lantas apa hubungannya uang dengan kasus sampah ini? Menurut almarhum Bob Sadino, pengusaha yang paling sukses di masa yang akan datang adalah orang yang mampu menghasilkan uang dari sampah. Apakah anda sudah mendapat garis benang merah
nya antara uang dan sampah? Ya, merubah sudut pandang kita dan masyarakat dalam melihat sampah. Bila masyarakat dapat diajarkan bagaimana cara mengolah sampah untuk menghasilkan uang, tentunya sumber uang tersebut tidak akan mereka buang sia-sia seperti sekarang. Tidak diperlukan sistem atau metode yang secanggih apapun di tingkat pemda, pemprov, pusat untuk mengatasi kasus sampah bilamana masyarakat dibina untuk mengelola sampah menjadi uang. Penyuluhan bagaimana membuang sampah pada tempatnya, peringatan dan sanksi membuang sampah pada saluran, sepertinya tidak menunjukkan hasil yang signifikhasil sampah2an, bahkan tumpul di masyarakat.

Jadi, daripada ribut mengenai MOU pembuangan sampah, penghadangan truk sampah, siapa yang harus mengakui telah melakukan wanprestasi dalam permasalahan pembuangan sampah, mari kita ubah mindset dari para penghasil sampah yaitu masyarakat. Banyak ide-ide kreatif usaha-usaha kecil yang melibatkan daur ulang sampah, penggunaan sampah menjadi produk kerajinan, penggunaan sampah menjadi pupuk. Bukankah mindset ini bisa ditularkan kepada masyarakat tingkat dasar (keluarga) untuk dapat melakukannya dan membuat sampah menjadi keuntungan buat mereka sendiri dalam hal pertambahan nilai pemasukan. Daripada kita berpikir sosialisasi bagaimana membuangnya, bukankah lebih baik melakukan sosialsasi bagaimana kita merubah sampah menjadi uang. Mari kita lihat betapa orang yang berkepentingan, ribut soal sampah. Artinya, betapa besar uang yang dihasilkan dari sampah yang kita buang sia-sia ini. Think smart and think our future!

(Candra)